SELAMAT DATANG
di situs santri slenge'an

Sabtu, 01 Januari 2011

Terdampar di Dadamu

Rembulan di celah randu tua, kaukah yang
membawanya. Deras cahayanya
menghanyutkan bayangbayang rindu di
lembah hatiku. Malam adalah musafir yang
mencari tempat paling hangat, aku
memanah langit agar bintangbintang jatuh terbakar. Aku unggun bersamamu. Bukankah langit malam lebih hangat bila
kau hamparkan di dadaku? Kita saling memandang saling berlayar
dalam tatapan. Engkau menghapus
keringat di wajahku, menggantinya dengan
sebuah kecupan, kecupan berbentuk
perahu. Berlabuh menuju hatiku. Laut di
jantungku gemuruh. Ombak di mataku meleleh, hingga hilang seluruh garis pantai. Dan malam tinggal sebuah andai:
bagaimanakah agar malam tak berakhir,
kekasih? Apakah dengan mengikat
rembulan agar tak terseret ke pinggir, agar
tak menyingkir? Tak usah khawatir,
desahmu selembut ombak yang menepi, bukankah aku adalah rindu yang selalu
terdampar di dadamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar